My Desk my Throne

-
Setiap orang pasti punya spot tertentu yang bikin mereka paling betah berlama-lama, ntah di rumah, di kampus, di sudut kota. As for me, when at home (kosan termasuk rumah juga), my desk is my throne. 

Kemarin waktu Tari, temen kampus tetangga kamar lewat depan kamar, dia komen.. "Ini nggak hari ini, kemaren, 2 hari yang lalu, seminggu lalu, mbak bina posisinya tetep ya, pasti di meja, cuma bajunya aja yang ganti." ... and she was so right. 

Kalau waktu saya di kamar dalam keadaan melek itu 100%, I do spend 60% on my desk. Ngapain? Ya banyak. Kebanyakan di depan laptop, ntah surving, ngerjain tesis, nonton film, ngapain-ngapain lah. Kalo lagi males sama screen, do some traditional stuffs like writing on my diary (emm.. should I skip this part? :D), bikin catetan tentang tesis, baca buku, sampe foto selfie, hehehe. Jaman-jaman S1 waktu masih di rumah bude juga, meja belajar adalah tempat di mana saya bertengger terutama setelah magrib.

Mungkin kebiasaan waktu kecil ketika orangtua mengharuskan belajar dari jam 7 sampe jam 9 di meja belajar jadi salah satu faktor kenapa saya paling suka ndekem di meja belajar. Nggak harus belajar lo ya... karna waktu kecil itu juga meja belajar saya deket sama ruang tv, cuma kesekat tembok setengah ruangan. Jadi walaupun jam 7 sampe jam 9 diharuskan belajar, tv tetep kedengeran dan saya suka ngintip sambil mainan kursi diangkat-angkat ke belakang. Kalo ortu nengok, mereka akan selalu ngomel, terutama ibu. Dan yep, nggak mungkin jera lah gitu doank, diomelin mah biasa aja, hehe. Tapi kalo mau ujian ato ulangan harian belajarnya tanpa ngintip kok, beneran, nggak bohong. Cuman kadang konsentrasi dengerin dialog sinetronnya, waktu itu musimnya Tersanjung  sama Tersayang :D. 

Sekarang itu kebawa di kosan, sementara di rumah meja belajar sudah bukan daerah teritorial saya. Spot favorit saya ketika di rumah sekarang adalah ruang tamu. Meja ruang tamu lebih tepatnya. Cuman kali ini tv nggak begitu menarik lagi. I've grown up after all. 

So, where's your favourite spot?




Comments

  1. Santi MallidaMarch 20, 2014 at 10:42 AM

    so do I. I do so many things in my desk. oh add one thing, the bed as well. hahaha baca sambil tiduran itu adalah obat tidur paling mujarab. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. PiyoApril 9, 2014 at 10:39 PM

      hahah, since my bed here is not so friendly, cuma baca aja yang bisa dilakukan di kasur kosan cint, qiqiqi

      Delete
  2. AnonymousApril 4, 2014 at 5:38 PM

    It's so mine. :D
    My favorite spot is the corner of my room. Spending most of my free time or even the busiest time there, on my desk with my lovely leppi; browsing, writing, chatting, and even dreaming. ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. PiyoApril 9, 2014 at 10:41 PM

      Ooooh jadi mejanya mbak Mey ada di pojokan, qiqiqi. Mejaq nempel tembok tapi nggak di pojok mbak :D. Beda tipis lah ya, hihi

      Delete
  3. blog e obieApril 30, 2014 at 4:33 PM

    my bed, sleeping all day

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Chrysanthemum (Tea)

-
Image
As I've shared in previous article, beberapa hari yang lalu saya nyari-nyari info tentang sebuah minuman dari bunga krisan yang selama ini saya sebut ciciwaci. Herannya kok temen-temen di Malang, juga bude sekeluarga asing ya sama minuman ini. Mungkin tradisi juga apa ya, hehehe. Dari kecil memang saya sering dibuatin minuman ini ketika batuk flu atau agak nggak enak badan. Bungkus luarnya kotak isi 10 sachet dengan judul "Chrysanthemum Crystal". Harganya juga affordable, 14.000/kotak. Ni dia nih... Dari dulu juga, tiap beli di apotik ya bilang aja "mbak, ada ciciwaci?", mbak apotik pasti langsung tau. Masalahnya adalah saya nggak tahu pasti kenapa orangtua saya dulu suka ngasi minuman ini. I mean, tahu sih alesannya, tapi nggak tahu dari petunjuk langsung yang ada di bungkusnya kek, dari sang ahli kek, dokter atau apoteker mungkin. Berhubung di kardus maupun di kertas petunjuk di dalemnya juga nggak ada pesan apa pun yang bisa difahami (tulisan cina semua,
Read more

Rindu Itu Berat

-
Kata Dilan, "Rindu itu berat". Aku nggak pernah sadar sampai dia mempopulerkan kalimat itu. Kurasa dia benar. Tapi beratnya rindu itu asyik. Menyakitkan, tapi tau lah kalian.. yang menyakitkan itu asyik jika kita sudah melewatinya. Jika kita bisa membiarkannya menggerogoti hati dan pikiran sejenak saja. Ya.. sejenak saja. Karna jika terlalu lama, dia akan semakin berat, seperti kata Dilan. Aku rindu deadline. Aku rindu berteriak. Aku rindu Bapak. Sayangnya yang terahir hanya bisa dialihkan. Harus menunggu kehendak Tuhan untuk bisa memudarkan rindu padamu, Bapak. Menunggu Tuhan menghadiahkanmu dalam mimpiku. Surakarta, 29 Juni 2019
Read more

What is Good Teacher?

-
Being a good teacher or lecturer or tutor is not too hard but not easy either. Gampang-gampang susah in Bahasa. But above all, what is a good teacher at all? When such a question is delivered, I am pretty sure that there will be various answers. As for me, a good teacher is an inspiring, discipline and understanding at the same time, and supportive teacher. While academically, he or she must be smart and mastering the material he/she teaches. Not necessarily funny, but must be able to engage the students so the materials can be well delivered.  Re-thinking about my teacher so far, I have some in mind when the words "favourite teacher" appear. One was my English tutor, Mam Ratna, and the other ones were my lecturers in Undergraduate Program. Mam Ratna was a killer. Her voice, her eye contact, her expression, was like a thunder. She has a friendly face actually, but when she speaks, you will directly know that she has a strong character. I remembered every students
Read more