Landmark Jogja: Tamansari dan sedikit detil di dalamnya.

Jogja terkenal dengan wisata kulturalnya. Kesenian, budaya, kerajinan, landmark bersejarah, banyak banget bisa ditemukan di kota ini. Salah satu landmark Jogja yang sangat terjangkau baik jarak maupun tiket masuknya adalah Tamansari, area yang konon tempat Raja Hamengkubuwono, Ratu, dan selir-selirnya (plural ya...) berrenang.
Kalau kita ngetik "tamansari" di google pasti akan banyak sekali ditemukan halaman berisi info tentang lokasi, sejarah, dan foto-foto yang menerangkan tentang tamansari, the water castle. Well, I am not telling you the general things, not just because I don't really know, to be honest, but you can find it easily elsewhere. Instead, I want to share my experience that might be useful for those who want to go there.

Tempat ini cukup banyak dikunjungi wisatawan karena lokasinya deket kota, jadi kalau mau ke keraton, malioboro, benteng Viedeberg, sepaket lah sama Tamansari, hehe... soalnya deket banget. Dari alun-alun mungkin naik becak Rp.5000,-, atau dari Malioboro Rp. 10.000,- (dari Bringharjo lebih tepatnya, bukan dari ujung Malioboro deket stasiun lo, kalau dari situ memang masih agak jauh). Kalau naik taxi atau motor biasanya turun di pasar Ngasem namanya, dan dari situ perjalanan menuju labirin Tamansari dimulai.

Lapangan terbuka Pasar Ngasem. Still a little long walk to the castle

Konon area Tamansari ya dari pasar Ngasem sampe ke kolamnya. Sayangnya sekarang area itu dijadikan pemukiman, jadi banyak rumah dibalik pasar yang membuat orang awam kesasar (termasuk saya waktu pertama kali ke sana) karna jalan pemukiman yang kaya labirin. Tapi nggak usah khawatir, kalo ketemu orang nanya aja deh pokoknya, hehe... Banyak nanya nggak malu-maluin kok. Yang jelas dari balik panggung gambar di atas, kita musti naik tangga (kanan kirinya ada rumah juga) dan bakalan disuguhi puing-puing yang mungkin dulunya kaya benteng juga kali ya..

Tangga menuju puing. Sedikit terkontaminasi orang-orang narsis

Puing setelah tangga. Gerbang menuju labirin pemukiman.
 Dari sini biasanya mulai ada beberapa orang yang tiba-tiba ngajak kita ngobrol, lalu menjelaskan tentang puing, tentang area, dan nganter kita ke kolamnya. BUT, mereka itu sebenernya guide. Jadi kalau pas diajak ngobrol kita menanggapi dengan antusias dan nanya-nanya balik atau minta diantar, secara otomatis kita udah pake jasa bapak-bapak itu untuk mengguide. Next, he will follow us, guide us, till the end. Kalau memang mau sih nggak masalah, tapi kadang orang yang nggak ngerti jadi bingung juga, semacam shocking karna di awal we don't make a deal. Biasanya kalo kita cuma sedikit orang si bapak minta sekitar Rp.50.000,-. Kadang mereka nggak nyebutin, cuma bilang sepantesnya menurut kita. For me, and those who have no idea, it even make things harder karna nggak tahu biasanya bayar berapa. However, yang penting ikhlas lah, anggep aja sodaqoh, hehe..

Here is the tunnel, terowongan menuju gerbang water castlenya. Shortcut melewati labirin

Cantik sekaligus serem ya kalo malem. Jam 5 sore lampu udah nyala karna udah gelap.
Here it is, the gate to King's pool (used to be one)
Tiket masuk di sebelah kanan setelah gerbang, empat ribu rupiah saja.
Kolam luar ini konon untuk para selir. Raja nglempar kembang dari atas menara
yang dapet kembangnya bakal nemenin beliau di kolam dalam.

Ini ruang Spa raja sama selir terpilih. Steamernya pake tungku ditaruh di bawah ranjang.
Setelah keluar kolam dan taman lewat pintu belakang, biasanya guide bakalan ngajak kita ke masjid bawah tanah sekitar 10 menit jalan kaki dari sini, di antara pemukiman penduduk juga.Buat yang nggak pake jasa guide, nggak masalah. Triknya, kita tungguin aja kalo ada rombongan yang dianter guide lewat pintu belakang. Kebanyakan pasti menujunya ke masjid. Atau, pake cara awal, nanya penduduk situ aja. Pasti mereka tahu. Namanya juga masjid bawah tanah, domenya setinggi rumah, tapi sholatnya di bawah tanah dan lewat lorong juga. Jadi kalo nemu kubah, jangan heran kalo nggak nemu pintu di sekitar situ karna pintunya masih di ujung, menuju basement. 
Hyak, power rangers lagi nungguin Zordon

Ini bagian atas dome yang sejajar sama rumah penduduk. Tempat jamaah laki-laki.

Untuk ke atas tangganya cuma satu, dan di bawah itu tempat jamaah perempuan.
 Hemmm... baru terpikirkan, ambang pintu menuju tempat jamaah laki-lakinya cuma satu dan cuma ada satu tangga, sementara untuk ke area perempuannya ada banyak tangga dan banyak pintu. Does it actually symbolize .. well, do we have the same thought???



Comments

Popular posts from this blog

Chrysanthemum (Tea)

Rindu Itu Berat

What is Good Teacher?