Penulis Konten, kenapa tidak?

 
Istilah penulis konten sangat dikenal di kalangan freelancer di bidang tulis menulis. Saya sendiri mengenal istilah ini saat tanpa sengaja melihat iklan yang membutuhkan content writer freelance di kampus. Saat itu yang terlintas di benak saya sebagai orang yang super awam dalam hal ini adalah, menulis layakya jurnalis freelance, namun dengan teknis yang sedikit berbeda. Jika seorang jurnalis harus menyajikan tulisan yang sifatnya menginformasikan kejadian atau situasi aktual, seorang penulis konten mungkin harus menulis hal yang sifatnya informatif juga tapi bukan kejadian aktual atau berita kontroversial. Turned out that I was right. Yay! Ternyata kemampuan nalar saya, bahkan saat masih cupu, cukup bagus.

Seorang penulis konten biasanya akan diharuskan menulis artikel dengan panjang sekitar 200 sampai 500 kata, atau sesuai permintaan user. Sebanyak empat sampai enam artikel sehari adalah hal yang biasa bagi penulis konten yang bekerja untuk instansi penyedia jasa ini. Penulis konten mandiri, di sisi lain, lebih bisa menentukan berapa artikel yang akan harus dihasilkannya dalam sehari, berapa rate, dan kapan dia ingin mengatur dealine untuk dirinya sendiri. Namun baik penulis konten mandiri maupun di bawah instansi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Penulis konten mandiri harus mencari job sendiri dan menguasai hal-hal yang akan mengakselerasi “kualitas”nya dan kontennya, termasuk SEO (Search Engine Optimization), networking, dan mencari partner saat permintaan konten sedang banyak.

Jadi jika kamu suka menulis, atau pernah bergabung dalam pers mahasiswa, atau pernah menjadi kontributor di majalah sekolah atau majalah kampus, boleh banget untuk mencoba menjadi penulis konten freelance. Why not?!  Selain mendapatkan uang jajan tambahan, kemampuan menulismu juga akan lebih terasah setiap harinya. Not to mention enhancing your knowledge and world view by searching as much information as possible for your writing.

Comments

Popular posts from this blog

Chrysanthemum (Tea)

Rindu Itu Berat

What is Good Teacher?