Ketindihan a.k.a Sleep Paralysis

Ketika buka YM dan muncul pop up windows dari yahoo!, ada artikel menarik tentang fenomena yang cukup sering saya alami dulu. Judul artikelnya "Sleep Paralysis, Penyakit Ketindihan Saat Tidur".
Waktu kuliah, saya tinggal di rumah bude di Malang. Kamar yang saya tempati nyaman, luas, dan (sebagaimana Malang pada umumnya) dingin, dan saya tidur sendiri di tempat tidur berdipan kayu dan berlevel model tangga. Bagian atas ada beberapa kasur spons yang disiapin kalo sewaktu-waktu ada tamu, jadi memang nggak dikondisikan berpenghuni. Selama hampir lima tahun di sana, ada saat-saat ketika saya sering banget ngalamin yang namanya ketindihen ini. Sumpah nggak enak banget, apalagi ketika hal itu dialamin tiap hari. Jadi was-was tiap kali mau tidur dan nggak pengen tidur aja rasanya, tapi kan ya mana mungkin.

Yang saya rasain waktu itu, awalnya biasa aja pas berangkat tidur. Biasanya sempet lelap bentar trus tiba-tiba kaya kita ada di padang kegelapan, tau-tau ada angin kenceeeeeng banget sampe nekan badan dan bikin nyesek. herannya, sensasi angin kenceng semacam topan itu bener-bener berasa nyata, nyata menyiksanya juga.

Kata orang yang nggak logis, ketindihen itu karna pengaruh makhluk halus yang lagi usil. Dan ini cukup mempengaruhi saya yang pada dasarnya memang penakut. Ternyata nggak cuma orang Jawa lo yang mengasumsikan hal ini dengan hal-hal yang berbau mistis. Di beberapa negara juga bahkan ada yang mengasumsikan lebih mengerikan.

Mitos Sleep Paralysis Di Berbagai Negara
- Di budaya Afro-Amerika, gangguan tidur ini disebut the devil riding your back hantu atau hantu yang sedang menaiki bahu seseorang.
- Di budaya China, disebut gui ya shen alias gangguan hantu yang menekan tubuh seseorang.
- Di budaya Meksiko, disebut se me subio el muerto dan dipercaya sebagai kejadian adanya arwah orang meninggal yang menempel pada seseorang.
- Di budaya Kamboja, Laos dan Thailand, disebut pee umm, mengacu pada kejadian di mana seseorang tidur dan bermimpi makhluk halus memegangi atau menahan tubuh orang itu untuk tinggal di alam mereka.
- Di budaya Islandia, disebut mara. Ini adalah kata kuno bahasa Island. Artinya hantu yang menduduki dada seseorang di malam hari, berusaha membuat orang itu sesak napas dan mati lemas.
- Di budaya Tuki, disebut karabasan, dipercaya sebagai makhluk yang menyerang orang di kala tidur, menekan dada orang tersebut dan mengambil napasnya.
- Di budaya Jepang, disebut kanashibari, yang secara literatur diartikan mengikat sehingga diartikan seseorang diikat oleh makhluk halus.
- Di budaya Vietnam, disebut ma de yang artinya dikuasai setan. Banyak penduduk Vietnam percaya gangguan ini terjadi karena makhluk halus merasuki tubuh seseorang.
- Di budaya Hungaria, disebut lidercnyomas dan dikaitkan dengan kata supranatural boszorkany (penyihir). Kata boszorkany sendiri berarti menekan sehingga kejadian ini diterjemahkan sebagai tekanan yang dilakukan makhluk halus pada seseorang di saat tidur.
- Di budaya Malta, gangguan tidur ini dianggap sebagai serangan oleh Haddiela (istri Hares), dewa bangsa Malta yang menghantui orang dengan cara merasuki orang tersebut. Dan untuk terhindar dari serangan Haddiela, seseorang harus menaruh benda dari perak atau sebuah pisau di bawah bantal saat tidur.
- Di budaya New Guinea, fenomena ini disebut Suk Ninmyo. Ini adalah pohon keramat yang hidup dari roh manusia. Pohon keramat ini akan memakan roh manusia di malam hari agar tidak menggangu manusia di siang hari. Namun, seringkali orang yang rohnya sedang disantap pohon ini terbangun dan terjadilah sleep paralysis.


Sepertiya saya lebih mengondisikan otak saya untuk rasionalisasi yang satu ini. Secara medis fenomena ketindihan disebut Sleep Paralysis atau kelumpuhan saat tidur. Singkatnya, dia merupakan salah satu efek dari fase tidur manusia yang namanya REM (Rapid Eye Movement). Pernah liat orang tidur yang matanya gerak-gerak seakan lagi liat-liat sekeliling sambil merem? ini dia yang namanya REM. The other phase adalah kebalikannya, non REM. Ketika kita tidur, 80 menit pertama, kita memasuki kondisi Non Rem, lalu diikuti 10 menit REM. Siklus 90 menit ini berulang sekitar 3 sampai 6 kali semalam.

Penyebabnya sendiri macem-macem dan beda-beda tiap orang. Bisa karna kelelahan, stress, kurang tidur atau jadwal tidurnya terganggu. Dan dikatakan bahwa umumnya dia terjadi saat posisi tidur qt terlentang.

Hemm... jadi inget salah seorang temen yang pernah crita tentang pengalamannya ketindihen. Katanya dia mastiin kalo tidur posisi berbaring dengan salah satu kaki menindih kaki yg lain, pasti pas tidur bakal ketindihen. Tapi, waktu lagi kena musim ketindihan dulu itu, tiap malem saya usahakan cari posisi tidur yang senyaman mungkin dan berdoa sebelum tidur. Tetep aja mau posisi miring kanan, miring kiri, terlentang, bahkan miring semi tengkurap juga ketindihan. Herannya, waktu ada ibu ke Malang sehingga saya nggak tidur sendirian, tindihan pun hilang. Tapi beberapa hari habis ibu pulang lagi, eh... balik lagi ketindihan. Akhirnya saya pasrah aja dan siap-siap ketindihan tiap malem, alhamdulillah lama-lama ilang sendiri. So, what's the possible answer for me then??



Untuk Penjelasan lebih gamblangnya tentang Sleep Paralysis bisa dilihat di sini juga
http://xfile-enigma.blogspot.com/2010/03/memahami-fenomena-sleep-paralysis.html

Comments

  1. gpp daripada tidur pidato dewe lebih ngeri mana hahahha

    ReplyDelete
  2. kalo ada ibu, kan rasanya lebih nyaman ada yang nemenin makanya ga ketindihan bin :D aq jg sering gitu. tp apa bisa kalo itu bisa kebawa perasaan sblm tidur?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Chrysanthemum (Tea)

Rindu Itu Berat

What is Good Teacher?