Be Positive

Pasca temen curhat masalah kerjaan tadi, saya jadi kepikiran sendiri, hehehe. Bukan kepikiran tentang masalahnya, tapi takut temen salah faham dengan ucapan saya (semoga enggak, amiin). Kalo diinget-inget, tiap kali ada temen yang curhat tentang sesuatu, biasanya saya mengingatkan kemungkinan-kemungkinan yang berlawanan dengan yang mereka pikirkan. Inilah yang kadang jadi masalah. Misalnya, waktu mereka merasa ada yang salah dengan mereka atau orang lain, saya memberikan kemungkinan-kemungkinan temen saya itu kurang begini, atau kurang komunikasi, atau mungkin memang orang lain itu yang ngak bener. Tapi selalu nggak pasti. Maksudnya, I never give a certain judgement on them or on the other person (s) they are telling about. Tapi kayanya emang porsi introspeksi yang saya utarakan lebih banyak, dan kadang mungkin yang seperti itu terdengar seakan saya menyalahkan teman yang lagi curhat tadi.

Well, deep down inside, I never mean to do so. Hanya saja, saya nggak suka menjustifikasi sesuatu yang saya nggak langsung tahu karna saya sendiri nggak suka orang menjustifikasi saya atau sekeliling saya (orang-orang dekat saya) ketika saya merasa orang lain itu nggak tahu apa yang sebenernya terjadi. Bukan berarti saya nggak pernah punya prasangka ke orang lain, tapi at least cukup disimpan sendiri atau cepet-cepet ditepis. Berbahaya sodara-sodara. Dan bukan berarti juga nggak pernah sebel atau merasa kok orang itu gini, kok orang itu gitu, no, of course. Sebel kan human nature, alami.

Pernah ketika sebel to the max sama seseorang (orang deket juga), dan saya cerita ke ibu. Waktu itu ibu saya berkata seperti ini, “ya gitu itu harusnya kamu ngerti, kan dia baru, dan mau cerita ke siapa lagi kalo bukan ke kita. Belum tentu kalo kamu di kondisi yang sama juga nggak kaya gitu. Dia itu Cuma pengen blab la bla…”. Dan what I felt?! Pertamanya saya ngerasa ibuk ini nggak ngerti, orang yang saya ceritakan udah bener-bener bikin saya jengah, hampir ke muak. Esmosi.
Tapi beberapa saat kemudian, waktu kepala dan hati sudah dingin, kata-kata ibu saya ada benernya juga. Mungkin memang dia cuma butuh tempat cerita, bukan bermaksud apa-apa, dan belum tentu juga kalau saya berada di posisinya akan bisa lebih baik. Well, so far memang ibuku is the best. She always know the suitable words for me even if I don’t think so at the first place.

It really works guys, ketika berusaha memikirkan kemungkinan-kemungkinan tentang keadaan orang lain, sebel yang tadinya udah muluk-muluk kaya kebelet yang nggak bisa ditahan jadi redaan. Memang nggak akan hilang dengan seketika, tapi sungguh, things are better after that. Dan ketika kita curhat tetapi nggak dapet respon seperti yang kita inginkan, it sucks memang. Tapi nggak akan lama asal kita mau ngerti dan mau introspeksi.

Dan dalam kasus saya tadi, I wish my friends, atau siapapun yang pernah dapet “saran” dari saya, semoga nggak menganggap saya menyalahkan. All I want to do is giving options. I don’t want to say something opposite to what I think. I won’t say something you probably want to hear, but I will tell something I think good for you. Mungkin suatu saat nanti gentian saya yang bakal butuh masukan dan saran dari kalian, dan please remind me what I have to do.

Love you as always.. (pinjem ya pak Mario :P)

Comments

Popular posts from this blog

Chrysanthemum (Tea)

Rindu Itu Berat

What is Good Teacher?